Top Ad unit 728 × 90

Terbaru

recentposts

Mak Comblang yang Dibutakan Romantisme Cinta

(int)
Judul buku     : Tea For Two
Penulis           : Clara Ng
Penerbit         : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit    : 2009 (cetakan pertama)
Tebal buku     : 312 halaman

"Mama mengajari saya untuk memberi kesempatan kedua bagian semua orang, kan? Mengajarkan arti mengampuni?"

"Ya, Sayang, kita harus memberi kesempatan kedua dan mengampuni yang salah," kata Mama pelan. Saking pelannya, Sassy nyaris tidak mendengar perkataan itu. "Tapi ada saatnya kita juga harus menghentikan kesempatan itu.

"Kenapa?" Sassy nyaris menjerit. "Kenapa kita harus berhenti memberi kesempatan kedua kepada seseorang?"

"Kamu pernah main monopoli, kan?"

"Apa hubungannya dengan monopoli?"

"Dulu waktu masih kecil, kamu sering main monopoli sama Mama. Ingat, nggak?" Mama mengusap lengan Sassy. "Karena seperti kartu monopoli, kadang kartu kesempatannya sudah habis di meja."

Potongan tersebut adalah puncak kekesalan ibu Sassy (tokoh utama), di sela-sela mengantarkannya memeriksakan bayinya yang baru berumur beberapa bulan. Sassy, nyaris setiap hari mendapat perlakuan buruk dari suaminya, Alan. Secara kasat mata, hal inilah yang kita sebut dengan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Menilik kisah kasih Sassy dengan Alan di masa-masa lajangnya, suaminya merupakan lelaki yang sangat romantis dan penuh kasih terhadap Sassy. Hal itulah yang sebenarnya membuat Sassy, sang wanita karir yang membangun perusahaan Tea for Two, mabuk kepayang dengan cinta. Padahal, Sassy tergolong wanita yang tidak terlalu percaya dengan cinta. Perusahaan makcomblang yang dibangunnya sukses membisniskan “jodoh” karena melihat banyak orang-orang yang tak punya kesempatan dalam hidupnya untuk bertemu secara “kebetulan” dengan jodohnya.

Dalam perjalanannya mengarungi rumah tangga, ia baru menyadari seperti apa cinta yang diumbar Alan. Meskipun demikian, ia berjuang agar kehidupan rumah tangganya tidak berakhir pada keadaan terburuk; perceraian. Lantas apa yang akan dilakukannya? Bagaimana pula ibunya dan teman-teman Sassy menyadarkan tentang cintanya yang terlanjur buta? Do you know that love is blind? 

Meskipun tampil dengan cover perwajahan “teenlit", Tea for Two lebih banyak bercerita tentang cinta dalam kehidupan berumah tangga. Hanya saja, penulis memang lebih memilih mengaplikasikan bahasa-bahasa populer, yang bahkan terkesan gaul. Tanpa sungkan, Clara Ng juga menyisipkan humor-humor yang seolah "tak nyambung" dengan isi cerita. Alih-alih mengundang tertawa, hal itu malah mengganggu keindahan alur cerita.

Menariknya, penulis menampilkan dua sudut pandang penceritaan. Pertama, ia bercerita sebagai orang ketiga, inti cerita. Kedua, ia bercerita sebagai Sassy, dengan mengambil sudut pandang "saya", pelengkap inti cerita. Lewat sudut pandang pertama itu pula penulis mencoba menghubungkan perasaan tokoh dengan para pembacanya.

"...Semua orang ingin hidup bahagia. Kadang-kadang kita sendiri yang mempersulit keadaan untuk menjadi bahagia."


*Kasdar Kasau
Mak Comblang yang Dibutakan Romantisme Cinta Reviewed by Thinkpedia Indonesia on 06.59 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.