Top Ad unit 728 × 90

Terbaru

recentposts

Tawuran itu Budaya Primitif


Dahlan Iskan saat memberikan kuliah umum di gedung Pascasarjana UNM. (Fadhli/Profesi)
Sebagai generasi penerus bangsa, generasi muda harus sadar akan tanggung jawabnya sebagai kaum intelektual. Mereka dituntut untuk senantiasa menjaga harga diri dan kehormatan bangsa. Karena merekalah yang akan menjadi generasi pelanjut estafet bangsa. Jika bukan mereka, siapa lagi yang akan memepertahankan negeri ini.

Tapi, hingga saat ini masih banyak pemuda yang merasa tidak peduli dengan nasib bangsa. Banyak di antara generasi muda yang dengan sengaja mencoreng nama baik negeri ini. Budaya tawuran selalu menjadi sorotan utama media tentang generasi muda saat ini. Kaum intelektual yang seharusnya menuangkan kreatifitas mereka dengan otak, justru lebih senang unjuk kebolehan dengan mengandalkan otot mereka. Bagaimana tanggapan seorang Dahlan Iskan saat berkunjung ke Makassar? Berikut kutipan wawancara wartawan Profesi, Nurjanna Jamaluddin dengan Menteri BUMN RI, usai memberikan kuliah umum di Pascasarjana UNM.

Bagaimana Anda melihat eksistensi pemuda saat ini?
Yang jelasnya inilah generasi muda yang tumbuh pada  masa demokrasi murni dan juga tumbuh pada masa reformasi. Jadi jangan juga disamakan dengan generari muda 20 tahun yang lalu atau 30 tahun yang lalu dimana mereka tumbuh pada masa orde baru yang totaliter. Jadi, generasi muda sekarang jauh lebih kreatif.

Bagaimana dari sisi positifnya?
Jadi melihat dari sisi positifnya generasi muda saat ini memiliki kreativitasnya yang luar biasa, punya keberanian untuk mencoba yang luar biasa, lebih independen dan lebih berjiwa swasta. Jadi, generasi muda saat ini jauh lebih kreatif, , lebih independen, lebih berani dan lebih enterprenuer.

Apa langkah yang harus diambil oleh pemerintah Sulsel untuk menjadikan pemudanya sebagai ikon di Tingkat Nasional maupun Internasional?
Saya kira tidak hanya hanya pemerintah SulSel, pemerintah mana pun saya kira sudah harus mulai mempercayai anak muda. Karena masa depan, jika mau hebat, itu hanya dua. Pertama anak muda dan yang kedua adalah wanita.

Mengapa seperti itu?
Barang siapa yang mengabaikan anak muda dan barang siapa yang mengabaikan wanita ia akan tergilas oleh zaman, dia akan kalah bersaing di masa depan.

Bagaimana pendapat Anda mengenai tawuran yang melibatkan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa ini?
Di Makassar kan sering terjadi tawuran. Saya sangat kaget melihat tawuran yang terjadi di Makassar. Kok tidak berhenti-berhenti ya? Kok tidak capek-capek ya? Padahal tawuran itu kan tidak mencerminkan intelektual. Tawuran itu adalah budaya yang primitif sekali.

Maksudnya?
Begitulah dunia, ada orang yang baik dan juga ada orang yang jelek. Ada orang yang kreatif, ada orang yang hanya mengandalkan otot, itulah kelengkapan dunia. Asal jangan terlalu banyak yang seperti itu (tawuran, red).

Apakah Anda punya tawaran solusi untuk menghentikan premanisme yang ada di kampus?
Saya tidak ahli dalam memberikan tawaran solusi. Yang jelas itu bagian dari kebebasan dan menjadi bagian Independen UNM. Yang jelas itu negatif. Namun, jangan sampai mereka ditekan-tekan. Karena ditakutkan, jangan sampai aspek baik mereka yang lebih kreatif, lebih independen, lebih berani dan berjiwa enterprenuer hilang juga.

Apa harapan Anda terhadap UNM ke depan?
Seperti yang saya sampai­­­­­kan bahwa ke depan pendidikan itu yang menentukan kompetitif atau tidaknya adalah negara. Semoga UNM bisa melahirkan tenaga-tenaga pendidik yang terbaik di Indonesia dan  menyiapkan generasi berikutnya. (*)


*Sumber: Tabloid cetak
Tawuran itu Budaya Primitif Reviewed by Thinkpedia Indonesia on 08.53 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.