24 LK FBS Bakal Mengirim Petisi Ke Dikti

Parade Bahasa Indonesia yang digelar Fakultas dan Bahasa Indonesia (FBS) UNM tahun 2013 lalu. Sangat disayangkan,
kegiatan sebesar ini tak akan pernah dirasakan lantaran Lembaga Kemahasiswaan (LK) FBS dibekukan.
(dok.profesi)

PROFESI-UNM.COM - Sebanyak 24 Lembaga Kemahasiswaan (LK) yang ada di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) berencana mengirim surat permohonan ke Direktur Perguruan Tinggi (Dikti) perihal nasib LK yang sampai saat ini belum juga memiliki titik terang terkait pencairannya.

Ada pun isi petisi tersebut, berupa penggambaran mengenai kondisi dimana pada saat ada LK hingga tertutupnya ruang kreativitas mahasiswa sampai efek apa yang ditimbulkan akibat kekosongan proses dialektis yang terjadi. Perlu diketahui, hingga sekarang sejak tahun 2011 tak ada aktivitas yang berjalan selain kuliah. Para mahasiswa yang ingin berlembaga kerap kebingungan mencari wadah.

Hal ini dibenarkan Dirham, mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris ini menuturkan konsep tersebut sudah matang. Tinggal menunggu jadwal pengiriman ke Dikti. "Sejak tiga bulan yang lalu kami mengelaborasi wacana ini, dari beberapa konsolidasi yang dilakukan dengan kawan-kawan yang dulu pernah bergelut di LK FBS menetapkan jalan terakhir itu (Dikti-read). Sebab sekarang sudah tiga tahun LK dibekukan," terang mahasiswa FBS ini, Minggu (7/9).

Dirham melanjutkan, sebenarnya mereka hanya risau melihat kondisi yang saat ini tidak ada sama sekali program kelembagaan yang berjalan. "Kami hanya beraktivitas diluar, itupun hanya untuk menjaga eksistensi LK yang pernah ada," terangnya.

Lain halnya dengan Adnan, ia menuturkan sejak dibekukan LK, prestasi-prestasi yang ditorehkan mahasiswa FBS semakin berkurang. "Dulu, waktu LK FBS aktif, hampir tiap tahun para mahasiswa yang bergelut di LK menyumbang prestasi untuk FBS. Ada yang juara 1 LIPI, juara debat, juara karya ilmiah, juara dibidang seni dan banyak hal lagi. Belum lagi persoalan kegiatan nasional dan internasional yang digarap LK demi mengharumkan nama UNM," keluh mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia ini.

Sementara itu, Yahya mahasiswa Jurusan Bahasa Jerman menilai selama ini birokrat fakultas dan universitas terkesan apatis melihat keadaan mereka. "Kami sebernarnya miris melihat kelakuan para birokrat. Kami sudah anggap sebagai orang tua, namun mereka seolah-olah takut sama kami. Padahal, ini murni untuk perbaikan kualitas mahasiswa FBS," ungkapnya.

Sementara itu, mantan fungsionaris LK FBS, Rizal mengungkapkan, rencananya pengiriman petisi ke Dikti tersebut akan dilakukan pada tanggal 15 September mendatang. Dengan harapan, Dikti bisa menindak lanjuti masalah itu. "Kami berharap Dikti mampu mengatasi kegelisahan kami ini. Semoga tidak ada lagi diskriminasi, fakultas lain kan tetap aktif lembaga kemahasiswaannya, beda dengan kami," harap Rizal.

Ia menambahkan, perwakilan LK FBS tersebut akan menuju langsung kantor Dikti."Ada beberapa perwakilan LK yang akan ke Jakarta langsung untuk menemui pihak Dikti nantinya," tutur Rizal. (*)

*Reporter: Kasdar Kasau