Top Ad unit 728 × 90

Terbaru

recentposts

Selamat Tinggal SM3T

doc pribadi
PROFESI-UNM.COM - Tak terasa penantian akan datangnya pelaksanaan Program pendidikan profesi Guru telah terwujud, seperti hujan ia datang, lalu mentari itu pecah di garis – garis khayal. Kelanjutan pendidikan profesi setelah pengabdian di daerah 3 T memang membuat hampir semua sarjana dari negeri 3 T merasa bosan, bahkan tak jarang, opini dan silang pendapat, bahkan hujatan – hujatan yang mengarah ke hal – hal yang tidak ada hubunganya dengan program ini bergulir di jejaring sosial. Memang lama sudah penantian ini, terlalu lama karena pengabdian di negeri 3 T dirasakan penuh arti dalam hidup sanubari guru. Kurang lebih enam bulan setelah mendapat perenungan dan makna kehidupan seorang guru di daerah 3 T, barulah pelaksanaan program pendidikan profesi sebagai lanjutanya dilaksanakan. Tentu alasan yang sangat mendasar dari penyelenggaraan program ini, tak lain adalah persoalan anggaran (dana). Nampaknya bangsa ini memang dirundung duka kerana persoalan dana, lantaran bencana silih berganti, apalagi koruptor sepertinya mendinasti, tetapi tentu saja bukanlah hal itu yang ingin dihaturkan di sini.

Manakalah sebuah impian, sebuah harapan tak terwujud, maka keduanya terganti dengan kata ratapan. Barangkali ketika hampir semua teman – teman mengimpikan tempat PPG yang baik dan berkualitas atau paling tidak, tepatnya di luar dari LPTK masing – masing, maka mungkin diri ini hanyalah salah seorang yang tidak sama sekali mempersoalkan hal itu, bukan karena tidak ingin keluar dari LPTK yang menaungi selama ini, atau tak ingin lagi terpisah dengan orang – orang terdekat, tetapi proses untuk menemukan kehidupan seorang guru yang penuh dengan tantangan, rasanya sebagian sudah terjawab dengan pengabdian selama setahun di daerah 3T, sehingga penempatan lokasi PPG dimanapun adalah wujud pengabdian baru, dan tantangan baru untuk kembali menemukan makna di balik kehidupan seorang guru, dan kehidupan sosial budaya lain di negeri orang.

Intinya mengikuti PPG dimanapun adalah sebuah pencarian kembali identitas seorang guru yang katanya sudah teruji di daerah 3 T, dan semoga saya menemukanya di UNM. Mengapa mencari jati diri? meski ketika pulang dari Negeri 3T serasa kita semua telah menemukan jati diri seorang guru. Tentu disanalah juga saya merasakan jati diri itu, sebagai wujud kemahatahuan seorang guru dimana ia dihargai, ia dianggap tahu segala – galanya bahkan tahu segala hal di luar dari ilmu yang dipelajarinya. Namun di satu sisi, kita semua tentu ingin menggali makna terdalam akan segala kenangan itu apakah sesuai dengan teorinya? atau teorinya yang tak sesuai dengan kenangan itu, atau jangan – jangan apa yang di temukan di daerah 3 T hanyalah peristiwa kesementaraan yang tidak ada dampak di kehidupan berikutnya, bahkan di abaikan selama – lamanya.

Begitu Banyak pesan dan kesan ketika sedang menunggu datangnya PPG dari para sahabat guru SM3T, ada beberapa sahabat yang berkomentar bahwa; “Sepertinya bangsa dan Negara ini telah melupakan jasa – jasa kita, tetapi ingatlah bahwa mereka para generasi emas Indonesia tidak pernah melupakan kita”

doc - Pribadi
Dalam nurani ini, kesan itu hanyalah bersifat sementara karena galaunya atau dilemanya para sahabat guru menunggu PPG itu berlangsung, tetapi yang menjadi perenungan sanubari dan nurani terdalam adalah ; maukah bangsa ini tulus mendengar mereka para generasi emas Indonesia yang benar – benar mengingat para guru bangsanya?. Kita para guru bangsa tentu hanya memiliki kesempatan kecil untuk dapat kembali bertemu dengan mereka, mungkin karena hubungan batin yang begitu dekat lalu kita berjuang menuju daerah 3 T hanya sekedar melepas rindu. Tetapi bangsa ini adalah pelindung mereka, dan perlindungan itu sangat terasa ketika para guru bangsa, guru 3 T ini berpijak di bumi mereka.

Bahagianya kita semua, ketika program SM3T dibakukan sehingga ratapan kita dan keresahan kita akan perhatian bangsa ini terhadap negeri 3 T dapat terobati. Dan akan lebih istimewa lagi, jika pemerintah memberikan perhatian pada guru SM3T yang menggenggam sertifikat profesi hebat itu, dalam penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkup dan ditempat manapun, karena guru SM3T selalu siap mengabdi dimana saja, selama merah putih masih berkibar.

Tetapi janganlah kemudian keistmewaan, kerumitan, dan kompleksitas persoalan dalam pelaksanaan pendidikan profesi guru, mulai dari penilaian yang begitu ketat di lingkup ruang belajar, ruang asrama, terlebih – lebih euforia kita untuk menaklukan materi pembelajaran karena sindrum ketakutan yang tertular akibat banyaknya peserta PPG yang tidak lulus dalam Ujian Tes Nasional, bahkan kelayakan hidup mewah jika lulus CPNS, melupakan semua kenangan kita, terlebih melupakan ikrar pengabdian kita di tanah 3 T. Jangan sampai hal itu tersirat, seolah kita mengucapkan ; Selamat tinggal SM3T. Kumohon Jangan sahabatku.



*Penulis: Eka Candra Kahiking, Peserta PPG SM3T UNM JILID II

Kirim Tulisan, Berita, Opini, Foto atau Karya Sastra Anda ke email redaksi@profesi-unm.com atau profesi_unm@yahoo.com untuk diterbitkan di rubrik Citizen Journalism Profesi Online. Sertakan juga foto, nama lengkap, jurusan/prodi atau jabatan Anda.

  
Selamat Tinggal SM3T Reviewed by Thinkpedia Indonesia on 13.09 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.