Top Ad unit 728 × 90

Terbaru

recentposts

Teriakan “Stop Korupsi” Menggema di Kampus Orange

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan UNM, Heri Tahir saat memberikan tanggapan terkait aksi yang digelar mahasiswa Fakultas Teknik, Senin (9/12) di Depan Gedung Rektorat.
(Aan - Profesi)
PROFESI-UNM.COM - Masalah korupsi entah kapan akan teratasi, bukan hanya di kampus orange tetapi serasa sudah membudaya di negara kita. 9 Desember 2003 sejak penandatangan konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), diperingati sebagai bentuk kebencian setiap manusia atas pencurian uang tersebut.

Kasus korupsi dengan skala besar bukan hanya sekali dilakukan pejabat negeri ini, sebut saja kasus Century, kasus Gayus Tambunan, Hambalang, SKK Migas dan berbagai kasus lainnya. Hingga kini negara kita belum juga mampu melakukan pemberantasan dan faktanya perilaku pencurian uang negara ini seakan dianggap kasus sederhana. Posisi Indonesia dalam memberantas korupsi dinilai cukup rendah, yakni 32.

Survei Transparency International (TI) menyebutkan Indonesia menempati urutan ke-114 dari 177 negara dalam Corruption Perception Index (CPI) 2013. Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat selama kurun waktu 2003-2013, sebanyak 296 kasus korupsi pendidikan dengan indikasi kerugian negara sebesar Rp 619,0 miliar telah ditangani oleh pihak Kepolisian, Kejaksaan, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Indonesia berada jauh di posisi bawah dibanding Singapura (86), Taiwan (61), Brunei (60), Malaysia (50), dan Filipina (36).

Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat selama kurun waktu 2003-2013, sebanyak 296 kasus korupsi pendidikan dengan indikasi kerugian negara sebesar Rp619,0 miliar telah ditangani oleh pihak Kepolisian, Kejaksaan, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Divisi Pengawasan dan Monitoring ICW Febri Hendri mengatakan, dari jumlah tersebut, secara data tidak ada tren peningkatan tindak pidana korupsi setiap tahunnya di dunia pendidikan. Namun, meskipun data menunjukkan tidak pernah ada tren kenaikan jumlah tindak pidana korupsi setiap tahunnya di dunia pendidikan. Namun tren indikasi kerugian yang diderita oleh negara justru mengalami kenaikan yang luar biasa.

Di 2003 dan 2012 misalnya, jumlah kasus yang terjadi setiap tahunnya hanya delapan kasus. Namun ICW mencatat kerugian yang dialami negara mencapai Rp19,0 miliar di 2003 dan Rp 99,2 miliar di 2013.

"Kesimpulan, meskipun jumlah kasus korupsi pendidikan tidak mengalami peningkatan, namun kerugian yang diderita oleh negara selalu meningkat signifikan setiap tahunnya," papar Febri, seperti yang dilansir kampus.okezone.com, Minggu (8/12/2013).

DAK jadi Target Koruptor

Dari penelusuran ICW, Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan sektor primadona yang paling sering dikorupsi dengan jumlah kasus sebanyak 84 kasus. Dari jumlah tersebut, ungkap Febri, kerugian yang dialami negara terbesar Rp265,1 miliar.

Terkuaknya korupsi mark up pengadaan peralatan laboratorium Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar (UNM) senilai Rp 13 miliar menambah daftar kasus korupsi di dunia pendidikan. Kini, Kepala Biro Administrasi dan Keuangan (BAUK), Syatir Mahmud sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) telah ditetapkan sebagai tersangka, Jumat (29/11). Penyidikan Polda Sulselbar pun masih terus berlanjut dan diduga bakal mejadi “bola liar” bagi pejabat UNM lainnya.

Peringatan 10 tahunnya anti korupsi kembali mengobarkan semangat mahasiswa meneriakkan “Stop Korupsi” di kampus orange. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi dan Aliansi Mahasiswa menyambangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Sulawesi Selatan (DPRD Sulsel), guna menyampaikan aspirasi mereka bahwa pemberantasan kasus korupsi atau Ganyang Mafia Hukum yang dicanangkan pemerintah harus diterapkan dan jangan dijadikan sekadar slogan saja.

Dengan konsep pakaian hitam-hitam tanda berduka lengkap dengan sebuah keranda yang mereka tandu berjalan hingga di depan DPRD Sulsel menjadi lambang berdukanya mereka atas matinya pemberantasan korupsi di Indonesia. “Pakaian hitam dan keranda ini tanda berduka kami atas matinya pemberantasan korupsi di Indonesia,” ungkap Ketua BEM Fakultas Psikologi Laode Irfan Verdiansyah.

Bukan hanya Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Fakultas Teknik (FT) dan sebuah lembaga mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa juga meneriakkan hal yang sama menginginkan hak mereka tidak dicuri. FT yang memilih meneriakkan aspirasi mereka di depan Rektorat UNM menginginkan dana Lembaga Kemahasiswaan (LK) ditrnsparansikan. Tak cukup sampai disitu mereka juga mempertanyakan arah Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang belum cukup setahun diterapkan UNM ini.(*)



*Reporter: Sulastri Khaer

Teriakan “Stop Korupsi” Menggema di Kampus Orange Reviewed by Thinkpedia Indonesia on 03.45 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.