Deteksi "Penyusup" dengan Smart Card

(int)

PROFESI-UNM.COM - Menjelang tahun baru 2014, UNM juga sedang menyiapkan inovasi terbarunya. Untuk menghindari pihak-pihak luar yang seringkali “menyusup” masuk ke kampus UNM, maka tahun depan UNM akan menerapkan penggunaan Smart Card yang berbasis IT dan jaringan. Smart Card ini tidak hanya menggantikan peran Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), melainkan juga menjadi “tiket” wajib bagi setiap pihak yang akan masuk ke UNM, khususnya mahasiswa.

“Penggunaannya akan mendeteksi siapa-siapa yang akan masuk ke kampus kita, sekaligus membatasinya. Kita menginginkan agar orang-orang yang masuk di UNM adalah asli orang-orang dari UNM sendiri,” tutur Rusli, Ketua ICT Center UNM. Meskipun masih dalam tahap uji coba, akan tetapi menurutnya “kartu pintar” ini akan segera dirampungkan di bulan 2014 nanti sembari menanti infrastruktur yang akan mendukungnya, semisal palang-palang otomatis.

Rusli mengaku pemanfaatan Smart Card sebenarnya sudah lama dipikirkan oleh pihak ICT Center. Akan tetapi, infrastruktur yang memadai masih diadakan sedikit demi sedikit. Apalagi dana untuk merealisasikan teknologi tepat guna ini tidaklah sedikit. “Saya tidak bisa merincikan pasti dananya berapa. Yang jelas kita hanya mengadakan persoalan teknologi dan sistemnya. Untuk pengadaan dananya, itu urusan universitas,” beber Rusli.

Meskipun demikian, jika ditaksir-taksir dari anggaran minimal tiap kartu yang mencapai Rp 10ribu per orang, maka universitas sudah harus menyiapkan anggaran minimal Rp 50juta. Hal tersebut belum termasuk pengadaan alat-alat pendukungnya, seperti palang pintu otomatis atau smart card reader-nya.

Hingga saat ini, penggunaan Smart Card ini masih dalam tahap uji coba di lingkungan pegawai UNM. Absensi harian pegawai kini memanfaatkan fasilitas tersebut diiringi dengan teknologi fingerprint.

“Intinya, di tahun 2015 nanti, UNM sudah berbasis smart card,” optimis dosen jurusan Matematika ini. (*)


*Reporter: Imam Rahmanto