Top Ad unit 728 × 90

Terbaru

recentposts

Tanpa Akses, Bersua di Lawatan Pernikahan

PROFESI-UNM.COM - Dikarenakan jarak dan medan yang berat, mengaharuskan Tim Verifikasi  yang meninjau penerima Bidik Misi di Kabupaten Enrekang mengurungkan niat untuk mengunjungi dua rumah yang berada jauh di pelosok desa. Akan tetapi, tanpa diduga-duga sebelumnya, mereka bertemu sang pemilik rumah yang tadinya urung dikunjungi dalam sebuah pesta pernikahan.

Pada awalnya, acara kunjung-mengunjungi sembilan rumah sampel verifikasi berjalan dengan lancar, Sabtu (2/10). Beberapa rumah dikunjungi tanpa kendala. Sampai pada alamat keempat yang berlokasi di desa Leon, Kabupaten Enrekang, Ketua Tim verifikasi, Syukur Saud patah arang. Ia menjelaskan, untuk masuk ke lokasi tersebut tidak bisa diakses dengan kendaran yang kami gunakan. “Sepertinya tidak bisa memakai mobil masuk ke sana, jalan kaki pun makan waktu dua jam,” terang dosen yang berasal dari Enrekang ini.

Dengan berbagai pertimbangan, Ketua Tim yang juga menjabat sebagai Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan (PD III) Fakultas Bahasa dan Sastra berpendapat, kalau tim tidak usah memaksakan mengunjungi lokasi yang memiliki medan berat untuk dilalui,. “Saya rasa kita tahulah dan kita harus percaya. Tidak mungkin ada orang kaya yang mau tinggal di daerah yang hanya bisa dilalui dengan jalan kaki,” tuturnya menyimpulkan.

Untuk melepaskan penati, tim verifikasi menyempatkan diri beristirahat di salah satu rumah kerabatnya yang sedang melangsungkan acara pernikahan. Ketika salah seorang tim verifikasi menjelaskan maksud kedatangan mereka di Bumi Massenrempulu itu, kerabat salah seorang anggota tim mengaku mengenal keluarga yang akan dikunjungi itu. Bahkan menurut pengakuannya, ibu dari mahasiswa penerima Bidik Misi, Haidir, hadir dalam acara pernikahan yang sedang berlangsung meriah.

Marawiah (42) ibu dari Haidir mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasasr (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan pun memberikan keterangan yang diperlukan di tengah-tengah prosesi pernikahan itu. Wanita yang bersuamikan Kideri (45) sehari-hari bekerja sebagai petani yang menggarap sawah orang lain. “Ya, itu pun cuma untuk makan, karna tidak setiap hari kami garap sawahnya orang. Cuma kalau lagi musimnya,” paparnya.

Selain itu, seperti yang diminta, ibu lima orang anak ini juga menjelaskan perihal kondisi rumah yang sempat urung untuk dikunjungi. Menurutnya, akses untuk masuk ke rumahnya memang sangat sulit. “Saya saja yang biasa jalan kaki butuh dua jam untuk sampai ke jalan raya. Memang ada ojek namun biaya ojek jauh lebih mahal daripada biaya makan saya dan keluarga,” bebernya.  Ia mengaku, untuk bepergian dengan ojek, ia harus merogoh kocek sampai Rp 100ribu. (*)


*Reporter: Rizki Amry Pratama
melaporkan liputan verifikasi Bidik Misi

Tanpa Akses, Bersua di Lawatan Pernikahan Reviewed by Thinkpedia Indonesia on 03.30 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.