Top Ad unit 728 × 90

Terbaru

recentposts

Duka Keluarga Penerima Bidik Misi

PROFESI-UNM.COM - Sungguh haru saat kami dari tim verifikasi dan monitoring beasiswa pendidikan mahasiswa miskin berprestasi (Bidikmisi) untuk wilayah Kab. Majene dan Kab. Polman, menginjakkan kaki di “gubuk” para penerima beasiswa tersebut. Kami bertemu dengan sejumlah kepala keluarga yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan. Rumah yang mereka tempati jauh dengan kata yang disebut surga namun mereka tetap merasa nyaman dengan keidupan mereka sekarang.

Hal yang menarik yang kami temukan yaitu keluarga Pitriani yang rame-rame hijrah ke Malaysia. Kedua orang tuanya beserta kedua saudaranya harus rela mengadu nasib ke negeri tetangga. Alasan yang membuat keluarga mahasiswi PGSD ini untuk merantau yakni karena keluarganya yang terdesak ditagih secara terus-menerus oleh pihak yang selama ini membantu usaha batu merah yang dikelolahnya mengalami kebangkrutan.
“Orang tua bersama adik kakaknya terpaksa merantau ke Malaysia untuk mencari nafkah dan juga menjauh dari para penagih-nagih utang,” keluhnya.

Dengan demikian rumah yang berada di desa Lagi-agi Kecamatan Campalagian harus rela ditinggalkan tanpa seseorang pun yang mengurusinya. “Kalau rumah yang di Campalagian tidak ada lagi yang urus,” tuturnya dengan nada yang agak pasrah.

Mahasiswa yang masuk UNM melalui jalur SNMPTN mengaku rumahnya yang di Campalagaian terkadang hanya dipantau oleh tantenya yang tinggal tidak jauh pula dari istananya yang berukuran kurang dari 50 meter persegi. “Hanya tante yang kadang-kadang pantau rumah yang disana karena tidak jauh ji dari rumah dia tinggal,” akunya.

Beda lagi yang dirasakan dengan Marlina, anak ketiga dari delapan bersaudara ini berani menempuh pendidikan jauh hingga ke kota Daeng meskipun hanya dibiayai oleh Ibunya sebagai single parent. Sejak tahun 2011, Ibunya hidup menjanda karena Ayahnya yang selama ini menjadi tulang pungggung keluarga hilang di perairan Lombok. “Ayahku hilang saat berlayar bersama teman-temannya di Lombok,” ungkap mahasiswa PTIK ini.

Kabar kematian Muh. Nur ayah dari Marlina sendiri diperoleh melalui kabar yang disampaikan oleh teman-teman yang ditemani ayahnya berlayar. “Saya sekeluarga dapat kabarnya sehari setelah ayahku meninggal ditengah lautan,” sahutnya penuh duka.

Saat ini Ibunya menghidupi 8 anak dengan berjualan kue keliling di sekitaran rumahnya. Selain berjualan kue keliling sebagai tambahan untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari dengan mencuci di rumah tetangga-tetangga. Penghasilan yang didapatkan perbulan pun jauh dari kata cukup untuk membiayai delapan buah hatinya yang masih mengenyam pendidikan. (*)


*Reporter: Andi Ajip Rosyidi
melaporkan liputan verifikasi Bidik Misi
Duka Keluarga Penerima Bidik Misi Reviewed by Thinkpedia Indonesia on 03.27 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.