17 Persma se-Indonesia Siap Menimba Ilmu di Makassar

PROFESI-UNM.COM - Universitas Negeri Makassar (UNM) bakal kedatangan tamu dari seluruh universitas di Indonesia. Dijadwalkan, 7 hingga 10 Mei mendatang, Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi  UNM akan menghelat Diklat Jurnalistik Tingkat Lanjut (DJTL) 2014 yang akan menghimpun 17 pers mahasiswa (persma) se-Indonesia.

Sebanyak 24 mahasiswa akan menimba ilmu mewakili kampus dan lembaga persnya masing-masing. Lembaga pers tersebut merupakan sebaran dari seluruh wilayah Indonesia, seperti Badan Otonom Ekonomika FE Universitas Indonesia, BPPM Balairung Universitas Gadjah Mada (UGM), hingga LPM Suara Universitas Sumatera Utara (USU).

Kegiatan akbar yang digelar sekali dalam dua tahun ini akan membagikan materi-materi khusus terkait jurnalistik lanjut. “Kami yakin, untuk materi-materi dasar, setiap wartawan kampus pasti sudah memperolehnya di lembaga pers masing-masing. Jadi, kita tinggal membangun spesialisasinya saja,” ungkap Muhammad Yasir, Ketua Panitia DJTL LPPM Profesi UNM.

Olehnya itu, kegiatan yang akan dipusatkan di Wisma Wirabuana, Jl. Amanagappa 11 Makassar ini mengusung tema “Ancaman Media Sosial terhadap Verifikasi Media Massa”. Pematerinya pun merupakan orang-orang yang telah “khatam” di bidangnya masing-masing. Diantaranya, jurnalis investigatif merangkap direktur Katadata, Metta Dharmasaputra, Online Strategist Virtual Consulting, Nukman Luthfie, dan Wicaksono, Pemimpin Redaksi Portal PlasaMSN yang lebih dikenal di dunia maya dengan akun @ndorokakung.

Menurut Yasir, perkembangan media massa di era serba canggih ini lambat laun sudah mulai tersaingi oleh kecepatan perolehan informasi dari media sosial. Hanya saja, imbuhnya, informasi yang disajikan di ranah media sosial cenderung tanpa melalui proses verifikasi, sebagaimana proses jurnalistik, sehingga mengaburkan informasi yang sebenarnya.

“Tak jarang kita banyak menemukan orang-orang, atau wartawan sekalipun, yang harus berurusan dengan pihak berwajib karena menyebarkan informasi-informasi di ranah media sosial, tanpa verifikasi, hingga merugikan pihak lain,” terang Yasir, yang juga merupakan mahasiswa jurusan Administrasi Negara UNM ini. (*)


*Reporter: Arnawan Arief