Menjaga Makna Keberadaan Waktu
(int) |
Judul Buku : The Timekeeper
Penulis : Mitch Albom
Penerjemah : Tanti Lesmana
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2012
Tebal Buku : 314 halaman
“Waktumu masih panjang,” katanya.
“Aku tak menginginkannya.”
“Tapi mereka menginginkanmu. Waktu bukanlah sesuatu yang bisa kau kembalikan. Saat berikutnya mungkin jawaban atas doamu. Menolaknya berarti menolak bagian yang paling penting dari masa depan.”
“Apa itu?”
“Harapan.”
Berkisah tentang Dor, sang penjaga waktu, yang dihukum atas penghitung waktu yang telah ia ciptakan.orang-orang di zamannya tidak pernah mengukur waktu, namun ia berhasil menggali keinginannya untuk menciptakan “waktu”. Padahal, ia sesungguhnya tidak tahu, apa yang ia perbuat menjadi muasal perhitungan-perhitungan atas waktu hari ini. Oleh karena itu, ia dihukum, diasingkan ke dalam gua, sendiri, hingga waktu yang ditentukan untuk ia bebas dan menyelamatkan dua orang yang hidup jauh dari zamannya dahulu. Kedua orang itu, sarah Lemon dan Victor Delamonte, memiliki permasalahan atas waktu yang mereka miliki. Satu masa kehidupan lagi! Dan Hentikanlah!
Sebenarnya ada banyak buku yang membahas tentang “timekeeper”, si penjaga waktu. Ada beragam versi yang menjelaskan tentang asal-usul maupun keberadaan si penjaga waktu itu. Mitch Albon pun menuliskannya berdasarkan versi dalam novelnya ini, lebih sesderhana.
Tema yang diusungnya pun cukup sederhana dan banyak beredar pada cerita-cerita lain. Tentang orang-orang yang menginginkan sesuatu yang dirasa terbaik baginya – seseorang datang menyadarkan – mereka sadar – mereka lebih baik. Namun penulis meramunya dengan perpotongan-perpotongan kisah dari sang Penjaga Waktu.
Penulis menciptakan alur yang beragam, karena latar waktu bercerita memang terjadi dalam beberapa masa. Dor yang berasal dari masa lampau, yang akhirnya haru menjalani kehidupan modern, menemukan dua orang yang dicarinya, di masa sekarang.
Selain itu, cara penulis berkisah pun cukup unik. Ia mengambil cerita dari semua sisi sudut pandang masing-masing tokoh. Ada 3 tokoh utama yang ditonjolkan dan diceritakan berdasarkan sudut pandang mereka. Meskipun demikian, tak jarang penulis juga kemudian bercerita melalui “kacamata” orang-orang terdekat dari tokoh utama.
“Mengertikah kau sekarang?” tanyanya. “Bila kita diberi waktu tak terbatas, tidak ada lagi yang istimewa. Tanpa kehilangan atau pengorbanan, kita tidak bisa menghargai apa yang kita punya.”
Dia mengamati air mata itu. Ingatannya kembali pada gua tersebut. Dan akhirnya dia tahu, mengapa dirinya yang dipilih untuk melakukan perjalanan ini. Dia telah menjalani hidup abadi. Victor menginginkan keabadian. Dor butuh waktu berabad-abad untuk memahami hal terakhir yang dikatakan lelaki tua itu kepadanya, hal yang sekarang disampaikannya kepada Victor.
“Ada sebabnya Tuhan membatasi hari-hari kita.”
“Mengapa?”
“Supaya setiap hari itu berharga.”
Dia menjelaskan bahwa begitu kita mulai menghitung waktu, kita kehilangan kemampuan untuk merasa puas. (*)
*Imam Rahmanto
Menjaga Makna Keberadaan Waktu
Reviewed by Thinkpedia Indonesia
on
19.07
Rating:
Tidak ada komentar: