SBMPTN, Seleksi Tulis PTN Dibuka 13 Mei

(int)

PROFESI-UNM.COM - Meskipun SNMPTN tahun ini hanya dikhususkan bagi para siswa yang lulus UN tahun 2013, namun siswa-siswa yang lulus di tahun-tahun sebelumnya tidak perlu berkecil hati. Sebagaimana yang disampaikan oleh kepala BAAK, Kamaruddin, jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), termasuk Universitas Negeri Makassar, tidak hanya melalui SNMPTN saja, melainkan bisa juga melalui jalur ujian tulis. Dalam hal ini, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) bisa diikuti oleh siswa-siswa yang lulus UN di tahun 2011 atau 2012. Pendaftaran seleksi tulis ini baru akan dibuka pada tanggal 13 Mei mandatang.

Seperti yang dikutip dari Kompas.com, Ketua Umum Panitia SBMPTN 2013, Akhmaloka, mengatakan bahwa jalur yang diluncurkan pada Jumat (15/3/2013) ini berbasis seleksi hasil ujian tertulis dan terbuka bagi siswa yang lulus UN pada tahun 2011 dan 2012 serta bagi siswa yang tak berhasil memperoleh kursi di PTN melalui SNMPTN. Pendaftaran untuk SBMPTN baru akan dibuka pada 13 Mei mendatang dan ditutup pada 7 Juni. Sementara itu, ujian seleksi ini sendiri akan diselenggarakan selama dua hari, yaitu pada 18-19 Juni. "Sistem ini kami buka untuk memfasilitasi siswa yang tak lolos SNMPTN tahun lalu atau tahun ini dan juga siswa yang ingin pindah kampus," kata Akhmaloka saat peluncuran SBMPTN di Kemdikbud, Jakarta.

Peserta ujian tertulis kali ini dapat memilih tiga program studi di masing-masing tiga kelompok ujian yang disediakan. Dengan syarat, prodi yang dipilih harus sesuai dengan kelompok ujian yang dipilihnya. Akan tetapi, berbeda tahun lalu, kelompok pilihan yang dinamai IPA, IPS, dan IPC kini berganti nama menjadi kelompok Sains-Teknologi, Sosial-Humaniora, dan Campuran.

Selain itu, calon mahasiswa yang mendaftar melalui SBMPTN akan dikenakan biaya pembayaran formulir berdasarkan kelompok ujian yang dipihnya. Panitia telah mematok Rp 175ribu untuk kelompok Sains-Teknologi maupun kelompok Sosial-Humaniora. Sementara untuk kelompok campuran, para peserta SBMPTN harus rela mengeluarkan biaya lebih mahal, Rp 200ribu. (*)


*Reporter: Imam Rahmanto