Top Ad unit 728 × 90

Terbaru

recentposts

Perizinan Ruang Teater Pinisi, Birokrasi Dinilai Diskriminatif

Suasa Ruang Teater Pinisi saat perayaan Dies Natalis 52 UNM, 1 Agustus 2013.
(doc-profesi)
PROFESI-UNM.COM - Birokrasi universitas dinilai diskriminatif dalam penggunaan ruang teater, Gedung Pinisi. Hal tersebut, tampak ketika beberapa lembaga kemahasiswaan ditolak mentah-mentah dengan berbagai alasan. Padahal ada juga beberapa LK di tingkat jurusan hingga universitas diberikan kesempatan menikmati ruangan berkapasistas lebih dari 400 orang itu.

Kekecawaan terutanma dirasakan oleh para pengurus Himpunan Mahasiswa Fisika (Himafi) FMIPA UNM. Zainal Bakri, selaku Ketua Umum sangat menyayangkan keputusan yang diambil oleh pimpinan universitas karena tak mengizinkan penggunaan ruangan yang terletak di lantai 4 Gedung Pinisi tersebut.

Padahal, ia beranggapan, secara subtansi, mereka memiliki hak yang sama dengan lembaga kemahasiswaan yang lainnya. "Kami juga melakukan kegiatan yang sama dengan mereka (LK lain, red). Tapi kenapa kami tidak bisa dipinjamkan gedung tersebut, padahal kami telah sosialisasi akan menggunakan ruang teater sebagai pembukaan kegiatan kami," kesalnya ketika ditemui pada Senin siang (28/10) di rektorat.

Sekedar diketahui, Himafi rencananya akan menggelar agenda rutin sekaligus kegiatan pemungkas di periode ini, yakni Gravitasi pada 4-8 November. Dirinya juga mengatakan, alasan yang diterima dari pihak birokrat yakni, Gedung Pinisi belum bisa digunakan sepenuhnya karena alasan anggaran pemeliharaan yang besar.

Senasib dengan Himafi, UKM Seni yang rencanya akan menggelar kegiatan yang berskala nasional, Variasi pada 3-9 November harus rela mengelus dada lantaran tak diberikan izin menggunakan gedung teater.

Patut diketahui, pada Sabtu (26/10), Ruang Teater sempat digunakan oleh Himpunan Mahasiswa Biologi (Himabio) FMIPA UNM untuk melakukan seminar nasional. Dilanjutkan dengan acara penutupan pada malam harinya sebagai rangkaian dari Biologi Open Day (Body). Sedangkan, BEM UNM rencananya akan menggunakan gedung teater sebagai rangkaian kegiatan Advance Training.

Ditemui beberapa waktu yang lalu, Kepala BAUK, Syatir Mahmud mengutarakan, Ruang Teater hingga sekarang ini belum bisa digunakan oleh sembarang pihak. Ia menjelaskan, bukan tak mau memberikan izin, akan tetapi butuh dana yang cukup besar untuk pemeliharaan ruangan tersebut. "Butuh ratusan juta perbulan hanya untuk membayar uang listrik di Pinisi," katanya. (*)


*Sutrisno Zulkifli
Perizinan Ruang Teater Pinisi, Birokrasi Dinilai Diskriminatif Reviewed by Thinkpedia Indonesia on 04.09 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.